HPLC
1.
Pompa
Pompa pendeteksian
tetap dapat dibedakan menjadi pompa torak dan pompa semprit. Pompa torak menghasilakan
aliran yang berdenyut jadi memerlukan peredam denyut atau peredam elektronik
untuk menghasilkan garis alas detektor yang stabil jika detector peka terhadap
aliran. Pompa semprit menghasilkan aliran yang tak terbatas.
2.
Injector
Cuplikan harus
dimasukan kedalam pangkal kolom (kepala kolom), diusahakan agar sedikit mungkin
terjadi gangguan pada kemasan kolom. Ada dua ragam utama aliran henti dan
pelarut mengalir. Ada 3 macam system injector, yaitu:
a.
Stop
flow :
aliran dihentikan, injeksi
dilakukan pada kinerja atmosfir, system tertutup dan aliran dilanjutkan lagi.
Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam cairan kecil dan resolusi
tidak dipengaruhi.
b.
Septum
:
septum yang digunakan
pada KCKT sama dengan yang digunakan pada kromatografi gas. Injector ini dapat
digunakan pada kinerja sampa 60 – 70 atmosfir. Tapi septum ini tidak tahan
dengan semua pelarut-pelarut kromatografi cair. Partikel kecil dari septum yang
terkoyak (akibat jarum injector) dapat menyebabkan penyumbatan.
c.
Loop
vaive :
tipe injector ini
umumnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih besar dari 10µ dan dilakukan
dengan cara automatis (dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang
lebih kecil dapat diinjeksikan secara manual). Pada posisi load, sampel diisikan
ke dalam loop pada kinerja atmosfir, bila valve difungsikan, maka sampel akan
masuk dalam kolom.
3.
Kolom
Kolom merupakan
jantung kromatograf. Keberhasilan atau kegagalan analisis bergantung pada
pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat dibagi menjadi kolom
analitik dan kolom preparative.
4.
Detector
Detector diperlukan
untuk mengindera adanya komponen cuplikan di dalam eluen kolom dan mengatur
jumlahnya. Detector yang baik sangat peka, tidak banyak berderau, rentang tanggapan
liniernya lebar dan menggapai semua jenis senyawa.
Jenis-jenis detector
:
a.
UV/Vis
b.
Retraktif indeks (RI)
detector
c.
Konduktifitas decetor
d.
Elektroimia detector
e.
PDA
f.
ELSD
g.
MS dectetor
5.
Fase gerak
Fase
gerak memiliki syarat-syarat :
a.
Murni, tanpa cemaran
b.
Tidak bereaksi dengan
kemasan
c.
Sesuai dengan
detector
d.
Dapat melarutkan
cuplikan
e.
Mempunyai viskositas
rendah
f.
Memungkinkan
memperoleh dengan mudah cuplikan jika diperlukan
g.
Harganya wajar
• GC
a. Carrier Gas Supply
Gas pembawa (carrier
gas) pada kromatografi gas sangatlah penting. Gas yang dapat digunakan pada
dasarnya haruslah inert, kering, dan bebas oksigen. Kondisi seperti ini
dibutuhkan karena gas pembawa ini dapat saja bereaksi dan dapat mempengaruhi
gas yang akan dipelajari atau diidentifikasi.
b. Injeksi Sampel
Sejumlah kecil sampel
yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin menggunakan semprit kecil. Jarum
semprit menembus lempengan karet tebal (Lempengan karet ini disebut septum)
yang mana akan mengubah bentuknya kembali secara otomatis ketika semprit
ditarik keluar dari lempengan karet tersebut.
c. Kolom
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, tube
panjang dan tipis berisi material padatan; Tipe kedua, lebih tipis dan memiliki
fase diam yang berikatan dengan pada bagian terdalam permukaannya. Ada tiga hal
yang dapat berlangsung pada molekul tertentu dalam campuran yang diinjeksikan
pada kolom:
- Molekul dapat berkondensasi pada
fase diam.
- Molekul dapat larut dalam cairan
pada permukaan fase diam
- Molekul dapat tetap pada fase gas
d..
Sumber Ion
Setelah
melewati rangkaian gas kromatografi, sampel gas yang akan diuji dilanjutkan
melalui rangkaian spekstroskopi massa. Molekul-molekul yang melewati sumber ion
ini diserang oleh elektron, dan dipecah menjadi ionion positifnya. Tahap ini sangatlah penting karena untuk melewati filter,
partikel-partikel sampel haruslah bermuatan.
e. Filter
Selama ion melui rangkaian spekstroskopi massa, ion-ion ini melalui
rangkaian elektromagnetik yang menyaring ion berdasarkan perbedaan masa. Para
ilmuwan memisahkan komponen-komponen massa untuk kemudian dipilih yang mana
yang boleh melanjutkan yang mana yang tidak (prinsip penyaringan). Filter ini
terus menyaring ion-ion yang berasal dari sumber ion untuk kemudian diteruskan
ke detektor.
f.
Detektor
Ada beberapa tipe
detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala dijelaskan pada bagian
bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan lebih mudah untuk
dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.
Dalam mekanisme
reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang sangat kompleks. Selama
proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan dalam nyala.
Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi. Seluruh detektor ditutup
dalam oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal itu
menghentikan kondensasi dalam detektor.
Hasil detektor akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak
mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda
mengontrol secara hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu
retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda
atau seseorang lain telah menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada
kondisi yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar