Jumat, 30 Desember 2016

Sangkolun - Si Manis dari Jasinga

Sangkolun

Entah dari mana pertama kali nama ini muncul

Yang jelas orang awam tidak akan mengenal jenis makanan yang satu ini.

Berbeda halnya ketika saya sebutkan,

DODOL


YA !


Sangkolun ini adalah makanan sejenis dodol. Namun tekstur nya tidak sekeras dan semanis dodol. Sangkolun, orang daerah Jasinga biasa menyebutnya. 
Jawa Barat sepertinya penghasil makanan manis dari segala penjuru daerah. Dodol dari Garut, Sale dari Bandung, Dodol Tenjo dari Tenjo dan Sangkolun dari Jasinga. Jasinga adalah daerah dibagian barat Bogor setela Leuwiliang dan Cigudeg.

Lalu bagaimana wujud dari sangkolun?

Ini lah SANGKOLUN



Makanan ini umumnya dijadikan sebagai hidangan istimewa dan jamuan yang dianggap mewah bagi masyarakat Jasinga. Hidangannya akan disajikan ketika acara perkawinan atau sesuatu yang menghadirkan sanak saudara yang banyak. Derajat suatu keluarga juga dapat dilihat dari ada atau tidaknya sajian ini. Mengapa demikian? Simpelnya karena pembuatan dodol atau sangkolun ini memerlukan modal yang cukup besar dengan proses yang cukup rumit. Sangkolun sangat jarang dijumpai dipasaran. Jadi hanya benar-benar mengolahnya sendiri jika ingin mencoba cemilan yang satu ini.


Lalu,

Bagaimana cara membuatnya?

Sederhananya seperti ini
1.       Siapkan bahan (Gula merah, Gula pasir, Tepung Ketan dan Air)
2.       Ketan yang digunakan sebagai tepung bukanlah tepung ketan instan. Melainkan ketan putih yang telah direndam satu malam kemudian digiling menjadi tepung.
3.      Bahan yang digunakan yaitu 1/2 gram gula merah, ¼ gula pasir dan 500 mL air untuk 1 Liter ketan putih yang telah digiling.
4.       Selanjutnya semua bahan diaduk atau diuleni menggunakan tongkat panjang. Hal ini dilakukan sama persis seperti pembuatan dodol. Namun bedanya tidak diaduk diatas bara api.
5.       Setelah itu dikukus menggunakan panci dandang selama satu jam.
Jika ingin disajikan secara langsung maka sangkolun dapat langsung dibentuk lonjong dan dipotong untuk diletakan dipiring. Namun jika ingin menjadi oleh-oleh atau pemberian bagi sanak saudara maka sangkolun dibungkus dengan cara yang tradisional, dengan menggunakan lilin.




Dok. Pribadi



Kebetulan hari ini,

Ibu saya sedang membuat sangkolun sebagai permintaan beberapa orang. Usaha sangkolun memang cukup menjanjikan. Produsen dapat menjual dengan harga tinggi mengingat makanan ini sangat jarang dijumpai. Untuk 250 gram dapat dijual dengan harga 5000 rupiah.


Sangkolun juga dapat tahan hingga 4 hari. Hal ini disebabkan kandungan gula yang sangat tinggi sehingga mengurangi pertumbuhan mikroorganisme. Untuk mencegah kualitas sangkolun menjadi turun, masyarakat umumnya mengonsumsinya dengan cara baru yaitu digoreng menggunakan tepung terigu. Sama halnya seperti pisang goreng. Hanya saja namanya menjadi sangkolun goring. Haha.

Sekian informasi singkat mengenai makanan asli Jasinga, Bogor, Jawa Barat ini.

Lestarikan produknya dan kenang serta abadikan informasinya.




Terima kasih J



Selamat menyambut 2017 J

Kamis, 29 Desember 2016

SAMBEL PEUPEUH

Menjelang akhir tahun,

Dipergantian menuju tahun terakhir di masa kuliah (aamiin),

Masih tentang makanan tradisional,

Kali ini datang dari Bogor, Jawa Barat.

Tanah sunda di bumi Pasundan selalu memiliki hal-hal unik yang asing bagi masyarakat daerah lain.


Kali ini saya mengangat salah satu jenis makanan obat.

Mengapa makanan obat?

Namanya “SAMBEL PEUPEUH”

Filosofi namanya sampai sekarang juga masih jadi misteri.

(daerah lain mungkin memiliki namanya sendiri yang berbeda)

Sebenarnya makanan ini lebih mirip sebagai jamu tetapi tidak diberi air.
Diaplikasikan sebagai campuran nasi seperti nasi goreng tapi tidak digoreng.


Deskripsinya seperti ini,
Semua bahan yang berasal dari rempah-rempah ditumbuk dan diuleg,
kunyit,
Hasil gambar untuk kunyit

sereh,
Hasil gambar untuk sereh


jahe,
Hasil gambar untuk jahe


kencur,


garam,
Hasil gambar untuk garam


terasi,
Hasil gambar untuk terasi

Setelah seluruh bahan halus,
Umumnya masyarakat dapat langsung memakannya atau diaduk bersama nasi panas.
Tapi sambel peupeuhnya bukan sebagai lauk, melainkan hanya sebagai bumbu.
Masyarakat sunda sudah menanamkan tradisi memakan ini sejak dulu.
Dipercaya bahwa sambel peupeuh dapat membuat aroma tubuh menjadi wangi dan tidak bau keringat, menyembuhkan lebih cepat luka akibat melahirkan bagi para wanita serta membuat warna kulit menjadi lebih kuning cerah tidak kusam. Padahal sambel peupeuh ini dapat dikonsumsi baik pria ataupun wanita lhoooo. Yang pasti tidak berbahaya bagi tubuh karena tidak mengandung senyawa kimia berbahaya dan akan langsung dikonsumsi setelah pembuatannya. Orang tua jaman dulu akan membuat sambel peupeuh di pagi hari dan langsung habis dikonsumsi bersama dengan para keluarga dan tetangga yang ada disekitarnya. Dari kegiatan makan bersama inilah nilai kekeluargaan dan keakraban para warga muncul sehingga terjalin komunikasi yang baik. Tidak heran generasi jaman dulu dapat saling mengenal dengan baik meskipun jarak rumah berjauhan.

Jika dilihat dari sisi kandungan nutrisinya,
manfaat nya adalah sebagai berikut:

(manfaat.co.id)
  1. Anti kanker
  2. Baik untuk pencernaan
  3. Bumbu masakan
  4. Baik untuk kulit
  5. Mengobati peradangan usus
  6. Membutuh bakteri dalam usus
  7. Melancarkan peredaran darah
  8. Membuang racun dalam tubuh
  9. sebagai anti oksidan
  10. Menjadi sumber serat
Bagi masyarakat yang belum terbiasa pasti akan merasakan pahit yang luar biasa saat pertama kali mengonsumsi ini. Ada alternatif cara memakannya.
Letakan bagian nasi atau sambel peupeuh saja dibagian ujung lidah sehingga akan mengurangi rasa pahit yang dirasakan. Karena bagian sambel saja sudah sangat halus maka dapat langsung ditelan. Namun bagi masyarakat yang mengonsumsinya dengan nasi, harus terlebih dahulu mengunyahnya sehingga pahitnya lebih terasa. Rasa pahit yang dihasilkan sama halnya seperti jamu. Pahit yang membuat orang ingin lagi dan lagi memakannya.


Sekian informasi kali ini yang dapat disampaikan diakhir tahun,

Semoga tahun 2017 menjadi tahun yang bermanfaat dengan penulisan blog yang lebih intens.

Selamat berharap ditahun yang baru,


Semoga hari hari mu menyenangkan para reader J

Danella Meiranty

Jumat, 09 Desember 2016

Selalu Tentang Yogyakarta

Apapun yang mereka bicarakan tentang Jogja,
aku akan selalu suka.

Kapanpun aku diminta pulang ke Jogja,
aku akan selalu pulang.

Yogyakarta,




Dengan segala keistimewaan didalamnya,
aku selalu memiliki ketertarikan untuk menelusuri jogja,



mencari kesempatan untuk memenuhi kata untuk "selalu pulang'.




Bukan asli Jogja tapi mencintai kotanya.




Sejak dulu aku rindu bahkan ketika disana aku rindu,




rindu untuk menapaki setiap sudut kotanya.


penuh warna dan selalu terkesima,



Indah,

Ramah,

Terkesan,




dari umur belasan hingga puluh,

jogja selalu menjadi alasan aku menyukai perjalanan tanpa persiapan.


Selamat menjadi kota budaya selalu Jogja :)



Raksasa Putih dari Pekalongan

Menjelang uas terakhir di masa perkuliahan ini,

ada sedikit cerita yang dapat saya bagi ketika melakuan perjalanan menuju Pekalongan.

Ada banyak hal dan makna yang diabadikan dalam kegiatan kali ini yang telah dibungkus dalam sebuah video singkat.



Berikut adalah link hasil dokumentasi mengenai kegiatan Syawalan dengan ciri khas RAKSASA PUTIH nya

Budaya Makanan - Lopis

Atau

Raksasa Putih Pekalongan


Dalam video tersebut dijelaskan beberapa kegiatan dan dokumentasi kegiatan Syawalan.

Filosofi dan proses pembuatan juga telah dijelaskan dalam video tersebut.

Terdapat pula narasumber berkredibilitas dari hasil wawancara dengan nama yang telah terlampir pula dibagian akhir video.

Hal yang paling mengesankan adalah dapat bertemu dengan orang-orang hebat meskipun harus ketinggalan kereta untuk kembali pulang dari Pekalongan ke Jakarta.

Pekalongan memang memberi cerita tak terlupakan dengan segala rasa disetiap jejaknya.

Selamat menyaksikan gaes :)

Jangan lupa like, comment and share yaaaaaa


Kamis, 01 Desember 2016

Serba Serbi Surabi



Siapa yang tak kenal dengan jajanan yang satu ini?

uwoooooo sorabiiiiii

Dari jaman kecil sampai saat ini penuh dengan variasi loh.

Mau tau berbagai jenis inovasi surabi, serabi atau sorabi ini?

Ngiler euy



Hasil gambar untuk surabi


Hasil gambar untuk surabikompas.com

Gambar terkait

Padahal foodlovers,
dulu,
serabi itu sangat sederhana.
Terbuat dari tepus beras yang dimasak diatas tungku api saja sudah enak.
Toppingnya berupa gula merah encer sudah nikmat.


Serabi dulu
Gambar terkait

Hasil gambar untuk surabi
Jaman telah mempengaruhi budaya termasuk makanan atau kuliner tidak terkecuali di Indonesia.

Maka jajanan tradisional seperti ini harus terus dipertahankan agar selalu ada motivasi kreasi setiap tahunnya :)

Selasa, 29 November 2016

Pasar Baroe

Ada artikel bagus dari dikti






Pasar Baru Penuh Dengan Pesona Dan Keunikan


sumber : http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/pasar-baru-penuh-dengan-pesona-dan-keunikan/


Orang Jakarta pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Pasar Baru. Pasar yang terletak di kawasan jalan Pasar Baru, Jakarta Pusat ini didirikan pada tahun 1820 dan menjadi salah satu pusat perbelanjaan tertua di Jakarta. Nama Pasar Baru sudah ada sejak zaman VOC dengan ejaan Pasar Baroe atau De Nieuwe Markt. Keberadaan Pasar Baru tak lepas dari sejarah perpindahan ibu kota kolonial ke Weltervreden (sekitar Gambir, Lapangan Banteng dan Istana Merdeka).
Hasil gambar untuk pasar baru
sumber : http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/pasar-baru-penuh-dengan-pesona-dan-keunikan/

Perpindahan pusat kota ini mencakup perpindahan pusat administrasi, pemerintahan, transaksi bisnis, dan militer. Pada abad ke-19, Pasar Baru identik dengan pusat perbelanjaan bergengsi orang-orang Eropa. Lokasinya yang dekat dengan kawasan elit Rijswijk (sekarang jalan Veteran, Jakarta Pusat) semakin menjadikan Pasar Baru sebagai tempat bergengsi pada jamannya.
Memasuki bangunan, pengunjung disambut oleh sebuah gerbang tinggi kokoh bergaya Tionghoa. Beberapa kawasan seperti Pasar Baru, Istana Baru, Kawasan Pintu Air, Metro Pasar Baru, Metro Atom dan Harco Pasar Baru menjadi pilihan pengunjung untuk berbelanja. Keunikan gaya bangunan toko berarsitektur Tionghoa dan Eropa menambah keindahan suasana pasar.
Di dalam kawasan Pasar Baru juga terdapat berbagai bangunan bersejarah seperti tempat beribadah masyarakat keturunan Tionghoa yang diperkirkan berdiri sejak abad ke-17 dan Kuil Sikh yang biasa disebut Gurdwara oleh orang keturunan India. Pagelaran budaya juga disajikan tiap tahun di Pasar Baru.
Semenjak tahun 2003 pemerintah Provinsi DKI juga menggelar Festival Passer Baroe yang diselenggarakan rutin tiap tahunnya. Festival ini biasanya digelar bertepatan dengan ulang tahun DKI Jakarta. Gelaran pertunjukkan dan sajian kuliner meramaikan festival ini.
Kemajemukan para pedagangnya juga menjadi pesona tersendiri bagi para pengunjungnya, orang Tionghoa, Eropa, maupun Melayu berjualan barang primer dan sekunder seperti makanan, sepatu, alat-alat elektronik dan alat tulis. Tak hanya itu, para pedagang keturunan India pun juga menjajakan tekstil.
Hasil gambar untuk kuliner pasar baru
sumber : http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/pasar-baru-penuh-dengan-pesona-dan-keunikan/

Sesuai dengan perkembangannya, kini Pasar Baru menjual berbagai jenis kebutuhan, seperti uang kuno, lukisan dan kuliner. Kecepatan dan ketangkasan penjual dalam melayani pembeli adalah ciri khas dari Pasar Baru. Hal itu seperti yang dicatat oleh Justus van Maurik seorang penulis buku “Indrukken van een Totok” yang menceritakan pengalamannya memesan sepatu di Pasar Baru. (Wanti)
Sumber:
Harianti, Diah, dkk.2012. Menguak Pasar Tradisonal Indonesia. Jakarta:Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya.

Minggu, 27 November 2016

Pekalongan 1

Sedikit berbagi gambaran dan cerita kami di kota batik dunia, PEKALONGAN.
Banyak kisah yang dapat menjadi wawasan yang luar biasa saat berkunjung kesana. Bertemu orang hebat dan mmotivasi serta memberi pengetahuan lebih tentang arti sejarah. Luar biasa. Pengalaman pribadi bagi saya khusus nya. Dapat berkomunikasi secara langsung dengan beliau beliau yang dianggap nomor satu di kota itu. Tujuan saya dan 4 rekan saya wawancara dan mendokumentasikan dalam sebuah video singkat.

Wawancara dilakukan di Pekalongan, tepatnya dibeberapa tempat yang menghadirkan narasumber kompeten dalam bidang tertentu. Hari pertama tepatnya Rabu, 16 Novermber 2016 pada pukul 13.30 WIB dilakukan sesi wawancara di Kantor Walikota Pekalongan. Narasumber yang dihadirkan dalam wawancara tersebut diantaranya Bapak H.M. Saelany Machfudz selaku Wakil Walikota Pekalongan periode 2016-2021. Beliau memiliki beberapa pesantren besar di Pekalongan. Hadir pula narasumber kedua yaitu Bapak Drs. R. Doyo Budi Wibowo, MM., selaku Kepala Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan. Direksi utama lebih ke bidang Pariwisata dan Kebudayaan. Dan turut serta staff kebudayaan dari Bapak Doyo yaitu Bapak Tri Gandi Imamudin yang juga bertindak sebagai koordinator lapangan pada momen perayaan Syawalan. Hal ini merupakan respon positif yang patut untuk diberi apresiasi atas sambutan pihak terkait yang dapat meluangkan waktu untuk sesi wawancara. 

Pertanyaan pertama diajukan mengenai profil atau data diri. Bapak Doyo menjelaskan ruang ligkup Syawalan baik sejarah dan filosofinya. Pertanyaan menjurus kepada Dinas Pariwisata mengenai berkembangnya pariwisata Pekalongan setiap tahunnya dengan adanya tradisi Syawalan. “Setiap tahunnya ukuran lopis raksasa selalu diperbesar. Tujuan utama masyarakat tidak lain adalah hanya untuk dapat menjamu tamu yang datang dari berbagai daerah baik dari Pekalongan itu sendiri atau beberapa kota lain. Namun hal ini menjadi suatu icon yang baik dan menjadi ciri khas Pekalongan. Seperti tahun ini beratnya mencapai 1 ton lebih. Maka dari itu ini dapat menjadi ciri khas Pekalongan dan harus dilestarikan.” jawab Pak Doyo.

Pertanyaan utama kepada narasumber pemerintahan khususnya Bapak Wakil Walikota membahas mengenai sejauh mana pemerintah ikut membantu perayaan Syawalan dan bantuan apa saja yang diberikan pemerintah kepada masyarakat Pekalongan untuk tetap menjaga tradisi ini agar dapat tetap terlaksana setiap tahunnya. “Pada awalnya, perayaan syawalan dilakukan dan dibiayai sendiri ole masyarakat lokal Krapyak. Lopis menjadi sajian khas silaturahmi setelah idul fitri. Tidak ada campur tangan pemerintah pada saat itu dan ini menjadi ikon yang bagus bagi Pekalongan. Dengan mempertimbangkan banyaknya pengujung yang datang dan ukuran lopis yang dbuat menjadi lebih besar setiap tahunnya maka pemerintah kota Pekalongan juga ikut membantu dari pendanaan yang masuk kedalam RAPB setiap tahunnya. Selain itu, pemerintah juga berpartisipasi dalam dukungan moral.” Jelas Pak Saelany selaku Wakil Walikota. Pada saat pelaksaan juga Walikota dan Wakil walikota beserta staff pemerintahan juga hadir untuk memotong pertama lopis raksasa tersebut. “Pemerintah juga menyadari budaya ini harus dilestarikan sehingga masyarakat tidak hanya dijadikan sebagai kota transit tetapi juga sebagai kota tujuan wisata, baik dari budaya syawalan dan batik. Nasi megono, garang asem dan soto tauto juga menjadi daya Tarik kuliner dari Pekalongan sebagai kota kreatif dunia.” Jawab Pak Saelany. 

Penjelasan secara teknis dari Bapak Gandi menjelaskan mengenai kendala yang dihadapi dalam proses pembuatan lopis raksasa. “Kendalanya adalah lahan yang dibutuhkan harus lebih luas. Hal ini juga melihat dari antusiasme masyarakat yang meningkat. Sama halnya juga dari bahan dan sarana. Dibutuhkan kayu bakar yang sangat banyak. Kemudian ketersediaan daun pisang untuk membungkus lopis, karena dibutuhkan 200 batang daun pisang untuk sekali masak. Sehingga harus mengambil dari tempat lain.” Jawab Pak Gandi. Pertanyaan selanjutnya mengenai kendala secara teknis. Pak Gandi menjelaskan bahwa kendalanya adalah dengan ukuran lopis yang besar memerlukan peralatan masak yang besar pula dengan dana yang besar pula. Sehingga ini menjadi tantangan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan bahan. Pertanyaan selanjutnya menjurus mengenai permasalahan dari kendala lahan yang kurang luas di wilayah pemotongan lopis raksasa yaitu wilayah Krapyak gang 8. Melihat antusias warga yang dapat semakin meningkat, apakah pemerintah berniat untuk memindahkan kegiatan pemotongan lopis ke daerah dengan lahan terbuka lebih luas atau tidak. 

Kepala dinas perhubungan, Bapak Doyo menjelaskan bahwa tidak mudah memindahkan satu tradisi yang sudah mengakar budaya dan dikhawatirkan akan mengganggu keaslian sejarah atau historical dari lopis raksasa tersebut. Pemerintah tidak dapat serta merta memindahkan lokasi perayaan karena membuthkan beberapa pertimbangan. Dan saat ini, justru banyak wilayah di Pekalongan yang ikut merayakan syawalan tanpa harus memindahkan lokasi utama pemotongan.



Sekian ulasan wawancara singkat kami. Semoga bermanfaat dan kami tunggu kunjungan anda di vlog kami. Akan banyak cerita yang kami hadirkan disana. Semoga memotivasi pelestarian budaya INDONESIA

Dokumentasi pribadi



Kiri : Bapak Doyo 
Kanan : Bapak Saelany

Sabtu, 15 Oktober 2016

SEMINAR KEBUDAYAAN


Menanti pagi dalam suasana yang sama, bedanya kita akan disibukan dengan sedikit tugas Negara bertema SKRIPSI.

Bersamaan dengan itu, banyak hal yang harus dipenuhi selain tumpukan revisi ataupun biaya admistrasi kampus. Hal itu adalah sertifikasi pendamping ijazah. Banyak yang sudah menyiapkannya, banyak pula yang kejar target diujung tahun.

Di kampus saya saja poinnya harus mencapai 30. Ada sedikit kebijakan perubahan kurikulum yang diberlakukan. Dan fokus saya saat ini adalah seminar nasional eksternal kampus. Poinnya lebih tinggi setara dengan HTM yang berlaku. Demi selembar kertas bertuliskan nama maka usaha dan isi dompet saling bahu-membahu.


Informasi untuk para mahasiswa seperti saya yang sedang mengejar target seperti saya,
Saya punya informasi yang mungkin bermanfaat dan dapat menjadi referensi.


SEMINAR KEBUDAYAAN
📢📣 HMPS SOSIOLOGI FISIP UIN SYARIF HIDAYATULLAH
PROUDLY PRESENT :




🎭"Nusantara Culture Festival : Mengenal Budaya dan Meneguhkan Identitas Bangsa"

📝 Pembukaan dan Seminar Peran Media Terhadap Kebudayaan
📢 Narasumber :
🔹Hary Tanoesoedibjo (CEO MNC Group)
📆 : Senin, 17 Oktober 2016
: 09:00 - 12:00 WI B
🏫 : Auditorium FISIP UIN Jakarta

📝 Seminar Kebudayaan
📢 Narasumber:
🔹Ridwan Saidi (Budayawan Betawi)
🔹Dr. Haidar Bagir (Direktur Mizan)
📆 : Senin, 17 Oktober 2016
: 12:30 - 14:30 WIB
🏫 : Auditorium FISIP UIN Jakarta

📝 Kuliah Umum Pendidikan Kebudayaan
📢 Narasumber:
🔹Anies Rasyid Baswedan, Ph.D (Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)
📆 : Selasa, 18 Oktober 2016
: 09:00 - 12:00WIB
🏫 : Auditorium FISIP UIN Jakarta

📝 Seminar Terorisme Bersama :
🔹Prof. Irfan Idris (Direktur Deradikalisasi BNPT)
🔹Ulil Abshar Abdalla (Jaringan Islam Liberal)
🔹Dr. Muhammad Riefqi Muna MDefStu (Pakar Timur Tengah, Peneliti LIPI)
🔹Virgo Gohardi (Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah)
📅 : Kamis, 20 Oktober 2016
: 09:00 - 12:00WIB
🏫 : Auditorium FISIP UIN Jakarta


Yuk, daftarkan diri kalian sekarang juga dengan cara mengisi google form dibawah ini
https://goo.gl/forms/BA2TVrn1VHdlTnC32

️ For more info :
📞 Fithri Andini : 085778722298
📞 Afriza : 085781598514

Atau bisa add line official kita di
line://ti/p/@wgm2398n atau @wgm2398n
Don't Forget to use "@"

Atau follow instagram kita di
📷 : @pekansosio2016

Dari informasi tersebut semoga dapat dijadikan referensi bagi para reader yaaa

Tunggu apdet selanjutnya untuk seminar yang lain, terutama mengenai kebudayaan.
Karena kalau bukan generasi muda,
Siapa yang akan menjaga kekayaan Indonesia ini.


Budaya kita, Aset kita.

Jumat, 14 Oktober 2016

Kopi Joss Jogja

K-O-P-I          J-O-S-S


Pernah dengar minuman ini?
Yang menjadi ciri khas satu kota istimewa di Indonesia
Yaaaaaaaa !
Yogyakartaaaaaaaaaaa

Lalu hal apa yang menjadikannya istimewa seperti kotanya?

Kopi Joss merupakan kopi pahit yang dicelupkan arang panas bersuhu 250 derajat. Sekilas merupakan tampilan kopi joss khas Jogjess


Dari sumber yang dikutip Kompasiana.com,
Paduan suara segelas kopi panas yang bertemu dengan arang yang panas membara. Konon katanya arang yang dipanaskan pada suhu diatas 250° Celcius akan menjadi karbon aktif yang berguna mengikat polutan dan racun. Konon karbon teraktivasi ini berguna untuk mengurangi ampas kopi, memperbaiki aroma, dan mengikat racun.



Awal kisah deretan angkringan kopi joss tersebut dimulai dari seorang pria bernama lek man. Lek Man yang bernama asli Siswo Raharjo adalah putra Mbah Pairo, pedagang angkringan pertama di Yogyakarta yang berjualan sejak tahun 1950-an Angkringan Lek Man menjadi legenda angkringan kopi joss karena angkringan yang pertama kali menyajikan kopi joss sebagai menu utamanya.


Warung berkonsep angkringan yang dulu disebut 'ting ting hik' diwariskan kepada Lik Man tahun 1969. Sejak itu, menjamurlah angkringan-angkringan lain.

Begitu sampai di angkringan yang buka pukul 18.00 ini, anda bisa memesan bermacam minuman yang ditawarkan, panas maupun dingin. Pilihan minuman favorit adalah Kopi Joss, kopi yang disajikan panas dengan diberi arang. Kelebihan kopi itu adalah kadar kafeinnya yang rendah karena dinetralisir oleh arang. Tak usah khawatir itu hanya mitos, sebab Kopi Joss lahir dari penelitian mahasiwa Universitas Gadjah Mada yang kebetulan sering nongkrong di Angkringan Lik Man.


Berbagai makanan juga disediakan, ada sego kucing berlauk oseng tempe dan sambal teri hingga gorengan dan jadah (makanan dari ketan yang dipadatkan berasa gurih) bakar. Sego kucing di Angkringan Lik Man tak kalah lezat dengan masakan lainnya sebab nasinya pulen dan oseng tempe dan sambal terinya berbumbu pas. Menikmati sego kucing yang selalu disajikan dalam keadaan hangat dengan lauk gorengan atau sate telur selain lezat juga tak menguras uang.


Jika menjumpai makanan dalam keadaan dingin, anda dapat meminta penjual untuk menghangatkannya dengan cara dibakar. Lauk pauk yang menjadi lebih lezat ketika dibakar adalah mendoan (tempe goreng tepung), tahu susur, tempe bacem, endas (kepala ayam) dan tentu saja jadah. Bila tak nyaman makan dengan bungkus nasi saja atau anda makan dalam jumlah banyak, penjual angkringan menyediakan piring untuk menyamankan acara makan anda.


Anda bisa memilih tempat duduk di dua tempat yang disediakan. Jika ingin berbincang dengan pedagang, anda bisa duduk di dekat bakul atau anglo. Selain dapat bercerita dengan Lik Man, duduk di dekat bakul akan mempermudah jika ingin tambah makanan. Tetapi bila ingin lebih berakraban dengan teman, anda bisa duduk di tikar yang digelar memanjang di trotoar seberang jalan. Tak perlu khawatir ruang yang tidak cukup sebab panjang trotoar yang digelari tikar hampir 100 meter.



Selengkapnya : 
http://www.kompasiana.com/emtibyan/ngayogyokarjoss-di-yogyakarta-bersama-kopi-joss_550b9c5ca333119c1e2e3df5
https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-culinary/angkringan-lik-man/

Sabtu, 08 Oktober 2016

Nasi grombyang - Pemalang

Nasi grombyang adalah sejenis nasi campur yang merupakan makanan khas dari masyarakat Pemalang, Jawa Tengah. 
Nama makanan ini berasal dari bentuk penyajiannya,
 yaitu antara isi dan kuah lebih banyak kuahnya sehingga kelihatan bergoyang-goyang 
(bahasa Jawa: grombyang-grombyang, 
artinya "bergoyang-goyang").


Dari beberapa testimoni, nasi Grombyang ini bercita-rasa gurih, nikmat dan merakyat. 


Filosofi "gurih, nikmat, dan merakyat"




Sumber : Biro Jawa Tengah



Nasi grombyang memiliki bahan dasar berupa nasi, potongan-potongan tipis dari daging sapi beserta kuahnya, kemudian dihidangkan dalam mangkuk serta beberapa tusuk sate kerbau. Adapun resep serta bagaimana cara mengolah nasi yang enak ini antara lain sebagai berikut.



Bahan :
1.       Nasi putih hangat secukupnya.
2.       1/2 kg daging sapi.
3.       1/2 kg iga sapi.
4.       1 liter air bersih.
5.       2 lembar daun salam
6.       2 batang serai (geprak dan memarkan).
7.       2 sdm garam halus.
8.       2 sdm gula jawa (sisir halus).
9.       1 batang daun bawang (iris-iris tipis).
10.    Minyak goreng untuk menumis (secukupnya).
11.    Bawang goreng (secukupnya sebagai taburan).

Bumbu Halus :
1.       50 gram kelapa parut (sangrai).
2.       7 siung bawang merah.
3.       4 siung bawang putih.
4.       2 buah kluwek (sedu lalu ambil sedikit airnya).
5.       3/4 sdm ketumbar.
6.       1/2 sdt merica bubuk.
7.       1 ruas jahe (kira-kira 1 cm).
8.       1 ruas kunyit bakar (kira-kira 1 cm).

Cara membuatnya :
  • Mula-mula rebus daging dan sapi dengan air yang telah disiapkan tadi bersama dengan serai dan daun salam lalu masak hingga daging empuk. setelah empuk kemudian angkat iga dan daging sapinya lalu Didihkan kembali dengan api kecil.
  • Selanjutnya hangatkan minyak goreng kemudian tumis bumbu halus hingga wangi lalu tumisan tersebut masukkan kedalam rebusan daging. Tambahkan pula garam, gula merah serta daun bawang lalu masak kembali hingga matang sambil diaduk rata.
  • Terakhir, sajikan rebusan daging tadi kedalam sepiring nasi putih hangat.

Bahkan saat ini muncul operating system untuk memudahkan pembuatan disertai fitur terkemuka.


Grombyang OS adalah pengembangan atau remastering salah satu distro Linux yakni XUbuntu 14.04.3 oleh grOS-TEAM menjadi sebuah OS distro lokal yang kami beri nama Grombyang OS atau biasa di sebut dengan grOS. GrombyangOS di desain sebagai sistem operasi berbasis pendidikan, yang mana di dalamnya juga sudah dilengkapi dengan aplikasi pendidikan seperti LibreOffice, Kalzium, BKchem, KAlgebra, KBruch, KGeography, Othman Quran Browser. Selain itu Grombyang OS juga dilengkapi dengan aplikasi multimedia meliputi audio dan video.



Sekian bahasan kali ini mengenai makanan khas Pemalang kali ini.
Jangan lupa coba buat sebagai wujud melestarikan makanan khas Indonesia

Nella itu .........

Foto saya
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Danella Meiranty Teknologi Pangan 2013- Universitas Surya Menuju S.TP 2017 Banjarmasin - Bogor - Tangerang - (Jogja) ig dan line @danellamei