7. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan dalam kasus ini? Jelaskan !
Penjelasan sebelumnya membahas mengenai kemungkinan patogen yang terdapat dalam kentang diantaranya yaitu jamur Phytophthora infestans, Erwinia corynebacterium, Pseodomonas dan Streptomyces. Jika amati dari faktor internal dan eksternal dari beberapa bakteri tersebut maka kondisi lingkungan penyimpanan sambal goreng kentang sangat berpengaruh. Salah satunya yaitu penyebaran spora patogen Phytophthora infestans yang disebabkan karena keadaan lingkungan yang lembab (> 80%) sehingga patogen bertahan hidup dalam umbi dan infeksinya terbawa hingga tempat penyimpanan atau gudang (Adijaya, 2001). Bakteri Erwinia spp. Dapat menyebabkan kebusukan pada tanaman kentang sehingga kualitas kentang menurun. Tekstur umbi kentang semakin melunak dan terdapat hitam dibeberapa sisi kentang (Stevenson et al. 2001). Erwinia merupakan bakteri gram negatif yang mampu merusak pektin jika kondisi kelembaban udara tinggi. Sehingga selain kondisi memasak dan penyimpanan yang tidak benar, kondisi kentang mentah yang tidak baik juga akan memicu kontaminasi pada bahan pangan.
Selain itu faktor lainnya adalah adanya racun solanin. Ada kemungkinan para petani tidak menanam kentang tersebut dengan baik. Menurut Samadi (2007) menjelaskan bahwa umbi kentang yang terkena sinar matahari dapat mengandung racun solanin. Kondisi ini ditandai dengan warna hijau pada umbi. Jika kentang yang kurang baik kualitasnya tetap dikonsumsi maka racunnya akan tersimpan pada jaringan tubuh salah satunya solanin pada kentang (Sentra Informasi Keracunan Nasional, 2010). Samsudin (2008) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kadar racun tergantung pada perbedaan keadaan lingkungan tempat tanaman kentang tumbuh (suhu, kelembaban atau kadar mineral). Untuk menu ayam bakar saos kacang faktor penyebab adanya bakteri E. coli diantaranya ketersediaan air dan temperatur yang sesuai yaitu sekitar suhu 10 hingga 60 derajat celcius. E. coli dapat menyebabkan saos kacang menjadi berair dan seharusnya kandungan E. coli dengan Kepmenkes No 1096/Menkes/ Per/VI/ 2011 standarnya E.coli 0 per gram sampel makanan.
8. Mengapa salah seorang pengunjung tidak mengalami keracunan dan sakit walaupun telah memakan seluruh hidangan? (Berkaitan dengan imunitas)
Manusia memiliki suatu sistem pertahanan dalam tubuhnya terhadap benda asing atau patogen berbahaya yang disebut sebagai sistem imun. Respon dari imun timbul akibat adanya reaksi terkoordinasi dari sel ke sel, molekul ke molekul terhadap mikroba atau bahan asing (Baratawidjaja & Rengganis, 2004). Namun fungsi imunitas tubuh setiap individu berbeda karena beberapa faktor tertentu. Salah satunya fungsi sistem imunitas tubuh (immunocompetence) akan menurun sesuai umur. Kemampuan imunitas tubuh dalam melawan patogen menurun serta kecepatan respon imun. Nutrisi adalah komponen penting yang mempengaruhi imunitas tubuh. Konsumsi protein dan asam amino yang kurang akan menyebabkan penurunan respon antibodi. Vitamin E juga berperan penting dalam sistem imun karena digunakan tubuh sebagai antioksidan yang melindungi limfosit, otak dan jaringan lain dari kerusakan radikal bebas. Propolis atau madu yang dihasilkan serangga memiliki pengaruh yang baik dalam meningkatkan kekebalan tubuh. Propolis mengandung polifenol yang meningkatkan produksi sel dan aktifitas sel-sel imun. Penelitian Moriyasu dari Jepang membuktikan bahwa ekstrak propolis dapat memacu aktifitas makrofag sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Wade (2005) menjelaskan propolis akan merangsang sistem kekebalan tubuh dan melepaskan unsur yang merespon imunitas seluler dengan mekanisme fagositosis. Selain itu nutrisi pendukung seperti vitamin B12, vitamin D, asam folat, Fe atau zat besi juga meningkatkan sistem imun tubuh. Sehingga adanya kemungkinan imunitas yang tinggi menyebabkan individu tersebut tidak terserang penyakit meskipun telah memakan semua hidangan yang terkontaminasi.