Sangkolun
Entah dari mana pertama kali nama ini muncul
Yang jelas orang awam tidak akan mengenal jenis
makanan yang satu ini.
Berbeda halnya ketika saya sebutkan,
DODOL
YA !
Sangkolun ini adalah makanan sejenis dodol.
Namun tekstur nya tidak sekeras dan semanis dodol. Sangkolun, orang daerah
Jasinga biasa menyebutnya.
Jawa Barat sepertinya penghasil makanan manis dari segala penjuru daerah. Dodol dari Garut, Sale dari Bandung, Dodol Tenjo dari Tenjo dan Sangkolun dari Jasinga. Jasinga adalah daerah dibagian barat Bogor setela Leuwiliang dan Cigudeg.
Jawa Barat sepertinya penghasil makanan manis dari segala penjuru daerah. Dodol dari Garut, Sale dari Bandung, Dodol Tenjo dari Tenjo dan Sangkolun dari Jasinga. Jasinga adalah daerah dibagian barat Bogor setela Leuwiliang dan Cigudeg.
Lalu bagaimana wujud dari sangkolun?
Ini lah SANGKOLUN
Makanan ini umumnya dijadikan sebagai hidangan
istimewa dan jamuan yang dianggap mewah bagi masyarakat Jasinga. Hidangannya
akan disajikan ketika acara perkawinan atau sesuatu yang menghadirkan sanak
saudara yang banyak. Derajat suatu keluarga juga dapat dilihat dari ada atau
tidaknya sajian ini. Mengapa demikian? Simpelnya karena pembuatan dodol atau
sangkolun ini memerlukan modal yang cukup besar dengan proses yang cukup rumit.
Sangkolun sangat jarang dijumpai dipasaran. Jadi hanya benar-benar mengolahnya
sendiri jika ingin mencoba cemilan yang satu ini.
Lalu,
Bagaimana cara membuatnya?
Sederhananya seperti ini
2. Ketan yang digunakan sebagai tepung bukanlah tepung ketan instan. Melainkan ketan putih yang telah direndam satu malam kemudian digiling menjadi tepung.
3. Bahan yang digunakan yaitu 1/2 gram gula merah, ¼ gula pasir dan 500 mL air untuk 1 Liter ketan putih yang telah digiling.
4. Selanjutnya semua bahan diaduk atau diuleni menggunakan tongkat panjang. Hal ini dilakukan sama persis seperti pembuatan dodol. Namun bedanya tidak diaduk diatas bara api.
5. Setelah itu dikukus menggunakan panci dandang selama satu jam.
Jika ingin disajikan secara langsung maka sangkolun dapat langsung dibentuk lonjong dan dipotong untuk diletakan dipiring. Namun jika ingin menjadi oleh-oleh atau pemberian bagi sanak saudara maka sangkolun dibungkus dengan cara yang tradisional, dengan menggunakan lilin.
Kebetulan hari ini,
Ibu saya sedang membuat sangkolun sebagai
permintaan beberapa orang. Usaha sangkolun memang cukup menjanjikan. Produsen
dapat menjual dengan harga tinggi mengingat makanan ini sangat jarang dijumpai.
Untuk 250 gram dapat dijual dengan harga 5000 rupiah.
Sangkolun juga dapat tahan hingga 4 hari. Hal
ini disebabkan kandungan gula yang sangat tinggi sehingga mengurangi
pertumbuhan mikroorganisme. Untuk mencegah kualitas sangkolun menjadi turun,
masyarakat umumnya mengonsumsinya dengan cara baru yaitu digoreng menggunakan
tepung terigu. Sama halnya seperti pisang goreng. Hanya saja namanya menjadi
sangkolun goring. Haha.
Sekian informasi singkat mengenai makanan asli
Jasinga, Bogor, Jawa Barat ini.
Lestarikan produknya dan kenang serta abadikan
informasinya.
Terima kasih J
Selamat menyambut 2017 J